CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, 08 Mei 2009

Dadakoe Band Ingin Bermusik Dengan Hati


Industri musik Indonesia disebut oleh sebagian orang lebih mengutamakan pasar dibanding muatan pendidikan. Sehingga terkesan pasar diarahkan pada jenis musik sesuai permintaan pasar. Jenis musik mellow, saat ini berhasil mendominasi.

Grup musik Dadakoe Band secara visi memiliki idealisme untuk menolak situasi pasar seperti di atas. Namun tidak bisa serta merta, kondisi tersebut diperjuangkan secara ekstrim.

"Ya itu memang visi kami membelokannya (pasar, red), tapi nggak bisa dilakukan secara ekstrim, sedikit demi sedikit lah," tegas sang gitaris Damon, saat ditemui di base campnya di Kemanggisan Hilir No. 44A, Jakarta Barat, Jumat (8/5).

Dadakoe Band merupakan grup band pendatang baru yang dibentuk pada 29 Desember 2007. Personel terdiri dari Damon (gitar) dan David (Vokal/ Gitar), yang merupakan klan grup legendaris Koeswoyo, ditambah dua personel lainnya, Vinky (drum) dan Lofay (bass). Nama Dadakoe Band sendiri merupakan singkatan dari dua pendirinya Damon dan David, ditambah Koe yang merupakan singkatan dari Koeswoyo.

Menurut David, Dadakoe Band ingin bermusik dengan hati, karena musik telah menjadi bagian dari hidup. Dari karyanya tersebut berharap dapat meraih pasar musik tanah air.

"Kita pengen bermain musik dari suara hati, karena musik itu udah mendarah daging dalam diri kita, berharap musik kita dihargain dan kita tetep eksis dan kita bisa jadi diri kita sendiri," terangnya.

Di samping itu, meski membawa nama Koeswoyo, namun Dadakoe Band ingin menunjukkan sisi personal sebuah grup musik. Pasar menurutnya sangat pintar, juga akan menilai karyanya secara profesional. Nama besar saja, tidak cukup tanpa produktivitas dan karya yang berkualitas.

"Awalnya sih kita khawatir, lepas dari klan Koeswoyo gitu, cuma sekarang ora urus, yang pasti kita ingin pengakuan atas pribadi kita bukan karena nama besar ortu kita. Sekarang kan bangsa Indonesia udah pinter, udah bisa milih mana musik bagus dan mana yang enggak," pungkasnya. (kpl/ant/dar) Industri musik Indonesia disebut oleh sebagian orang lebih mengutamakan pasar dibanding muatan pendidikan. Sehingga terkesan pasar diarahkan pada jenis musik sesuai permintaan pasar. Jenis musik mellow, saat ini berhasil mendominasi.

Grup musik Dadakoe Band secara visi memiliki idealisme untuk menolak situasi pasar seperti di atas. Namun tidak bisa serta merta, kondisi tersebut diperjuangkan secara ekstrim.

"Ya itu memang visi kami membelokannya (pasar, red), tapi nggak bisa dilakukan secara ekstrim, sedikit demi sedikit lah," tegas sang gitaris Damon, saat ditemui di base campnya di Kemanggisan Hilir No. 44A, Jakarta Barat, Jumat (8/5).

Dadakoe Band merupakan grup band pendatang baru yang dibentuk pada 29 Desember 2007. Personel terdiri dari Damon (gitar) dan David (Vokal/ Gitar), yang merupakan klan grup legendaris Koeswoyo, ditambah dua personel lainnya, Vinky (drum) dan Lofay (bass). Nama Dadakoe Band sendiri merupakan singkatan dari dua pendirinya Damon dan David, ditambah Koe yang merupakan singkatan dari Koeswoyo.

Menurut David, Dadakoe Band ingin bermusik dengan hati, karena musik telah menjadi bagian dari hidup. Dari karyanya tersebut berharap dapat meraih pasar musik tanah air.

"Kita pengen bermain musik dari suara hati, karena musik itu udah mendarah daging dalam diri kita, berharap musik kita dihargain dan kita tetep eksis dan kita bisa jadi diri kita sendiri," terangnya.

Di samping itu, meski membawa nama Koeswoyo, namun Dadakoe Band ingin menunjukkan sisi personal sebuah grup musik. Pasar menurutnya sangat pintar, juga akan menilai karyanya secara profesional. Nama besar saja, tidak cukup tanpa produktivitas dan karya yang berkualitas.

"Awalnya sih kita khawatir, lepas dari klan Koeswoyo gitu, cuma sekarang ora urus, yang pasti kita ingin pengakuan atas pribadi kita bukan karena nama besar ortu kita. Sekarang kan bangsa Indonesia udah pinter, udah bisa milih mana musik bagus dan mana yang enggak," pungkasnya. (kpl/ant/dar)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar